Selasa, 13 Januari 2009

NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL)

KODE-FACEBOOK
Pengertian dan Batasan
a.Bising
Ada beberapa ilmuwan yg mendefinisikan bising antara lain :
Dennis : bising adalah suara yg timbul dr getaran2 yg tidak teratur dan periodik.
Wall : bising ad suara yang mengganggu
Dari beberapa definisi tsb dapat disimpulkan bahwa bising mengandung makna subyektif, tergantung pd orang yg mendengarnya. Jika suatu suara tdk diinginkan, maka bagaimanapun merdunya suara tsb maka akan dianggap bising oleh orang yang tdk menyukainya (Allan, 1984). Allan menyatakan bahwa bising adalah sound in the wrong place and in the wrong time.
b.Nilai Ambang Batas Kebisingan (NAB)
Nilai ambang batas kebisingan di Indonesia diatur dengan dengan Kepmen No 51/KEPMEN/1999  NAB faktor fisik.
NAB kebisingan adalah intensitas dimana ≤ 85 dB jika pekerja terpajan secara terus menerus selama 8 jam sehari, 40 jam seminggu, maka sebagian besar tenaga kerja tsb tidak akan mengalami gangguan pendengaran.
c.Nilai Ambang Dengar (NAD)
NAD adalah intensitas terendah yg masih dapat didengar oleh telinga. Normalnya NAD ≤ 25 dBA (beberapa literature menyebutkan 20 dBA). Dikatakan mengalami kenaikan NAD jika orang baru mendengar suara lebih tinggi dari batasan tsb.

b. Penyakit pd parenkim (unit respiratori) paru

KODE-FACEBOOK
b.1 Exrinsic Allergic Alveolitis
Penyakit ini dapat disebabkan krn sensitisasi debu2 organik t.u debu dr spora jamur Actinomycetes yg banyak terdapat di pertanian, krn itu penyakit ini dikenal dgn “farmer lung disease”. Letak gangguannya lebih banyak terdapat di parenkim paru. Keluhan flu like symptom sering menyertai penyakit ini. Diduga mikroba yg hidup di AC dapat menyebabkan gangguan kesh ini.
b.2 Pneumokoniosis
Pneumoconiosis berasal dr kata pneumo = paru, conis = debu dan osis = keadaan. Terjadi krn deposit debu di alveolus. Kerusakan di paru ditandai dgn fibrosis dan emfisema.
Silikosis prevalensinya msh lebih banyak dibandingkan dgn pneumoconiosis yg lain. Agen penyebabnya ad debu silica bebas (free crystalline silica, SiO2) yg banyak terdapat pd pasir kwarsa & batu granit. Pekerjaan yg berisiko ad tambang, terowongan, sandblasting keramik. Dpt terjadi scr akut y.i beberapa bulan dan kronis setelah > 15 th. Penderita silicosis mempunyai resiko yg lebih tinggi terkena Ca paru.
Asbestosis terjadi akibat paparan debu (serat) asbestos. Kelainannya dpt berupa efusi pleural, fibrosis pleural, plag pleural & fibrosis intertitial, bisa juga menyebabkan Ca bronkus.
Coal Worker Pneumoconiosis (CWP) dikenal sbg “black lung” disebabkan oleh paparan batubara. Debu batubara umumnya mengandung silica bebas > 1 %, yg dikelompokkan debu yg potensial menyebabkan fibrosis paru.
b.Efek Sistemik
c.1 Debu
Beberapa debu spt debu timah hitam (dlm bentuk fume) & debu lain dgn ukuran sangat kecil (< 0,5 mikron) dpt terdifusi melalui alveolus kemudian terdifusi ke seluruh tubuh menyebabkan efek sistemik.
c.2 Gas Asfiksian Sederhana
Gas2 spt CO2, metana, asetilin, dll pd ruang tertutup (confined space) sering kadarnya meningkat shg akan menurunkan tekanan partial oksigen di atmosfir. Kondisi ini akan fatal bila tekanan turun sd 18 %. Normal tekanan partial oksigen ad 20 %.
c.3 Gas Asfiksian Chemical
Contoh gas ini ad CO dan Asam Sianida. CO mempunyai afinitas 300 kali thd hemoglobin dibandingkan dgn oksigen. Keberadaan gas ini akan mengganggu transport oksigen oleh Hb, shg terjadi kegagalan pernafasan. Sedangkan asam sianida bekerja menghambat enzim2 pernafasan (kelp sitokrom oksidase), shg proses respirasi sel (siklus kreb) akan terganggu

Macam-macam Penyakit Paru Kerja

KODE-FACEBOOK
Penyakit paru kerja meliputi berbagai jenis kelainan dengan factor penyebab yang beragam pula, dari aspek struktur saluran nafas dibedakan menjadi :
a.Penyakit pada Saluran Pernafasan (Airways)
Uap adalah zat dalam fase gas pada temperatur di bawah titik didih. Pada keadaan normal (suhu kamar, 1 atm) berbentuk padat atau cairan. Bahaya terhadap saluran pernafasan dapat melalui mekanisme berikut :

1. Menyebabkan asfiksia
2. Menyebabkan iritasi pada mukosa
3. Setelah mengalami difusi, menyebabkan efek sistemik.
Deposisi gas/uap pada saluran pernafasan bergantung pd solubilitasnya terhadap air. Gas iritan yang sangat larut air (mis: amonia, sulfur dioksida) pengaruhnya lebih pada saluran pernafasan atas (hidung, faring, laring). Sedangkan yg kurang larut dlm air pengaruhnya lebih ke saluran pernfsn bawah.
a.1 Gas/uap iritan
Efek utama ad peradangan pd mukosa saluran pernafasan (termasuk alveoli). Bergantung dr tingkat iritansi gas maupun sifat paparan (akut, kronis), peradangan yg terjadi jg bervariasi, ringan sampai berat. Pd kasus yg berat bisa fatal krn terjadinya odema yg hebat di sal nafas shg terjadi asfiksia. Akibat nyeri yg luar biasa bisa mengakibatkan syok.
Makin larut air, maka efek utama terjadi di sal nafas atas. Tetapi bila konsentrasinya sangat tinggi, sebagian gas akan sampai juga ke alveoli, sedangkan yg kurang larut air efek utamanya pd sal nafas bawah shg sering mengakibatkan odema paru dan sering fatal. Ada berbagai gas iritan
seperti:
Volatile organic compound
Sulfur dioksida
Amoniak
Klorin
Ozon
Asam hipoklorin
Larutan asam dan basa kuat
Asam kromat & kromat

a.2 Asthma Bronkiale
Asthma ad kondisi hiperreaktif dr sal pernafasan yg ditandai dgn adanya peradangan mukosa sal pernafasan dan spasme otot polos sub mukosa. Faktor utama ad genetic dimana seseorang akan lebih sensistif thd bhn kimia t3 yg berperan sbg sensitizer. Agen penyebab di tempat kerja antara lain :
isosianat : heksametilin diisosianat, difenilmetan diisosianat, toluene diisosianat (dlm cat & bhn plastik, poliuretan).
Acid nhidrid (hardening agent, epoxy adhesive, cat, polimer, polyester,dll)
Formaldehid
Fume dr rosin
Debu organic (biji2an, kayu cedar merah : mengandung asam plikatik)
Antibiotika

a.3 Bronkitis/bronkiolitis kronik.
Agen penyebab bronkhitis kronik yg sudah lama dikenal ad asap rokok. Beberapa faktor lingkungan kerja antara lain : fume dr proses pengelasan, kadmium, debu kapas, gas/uap iritan, debu biji2an.
Bronkitis kronik ad gangguan sal pernafasan yg ditandai dgn batuk2 produktif setiap hr selama sekurang-kurangnya 3 bulan dalam 2 tahun berturut-turut. Paparan dgn konsentrasi tinggi oleh atau fume iritan dapat menyebabkan bronkeolitis obliterans, dimana terjadi penyempitan sampai pembuntuan total bronkiol akibat proses fibrosis yg kronik di tempat tsb.

a.4 Kanker (Ca)
kejadian kanker bronchial (lazim disebut dgn kanker paru) akibat kerja sekitar 5 % dr kasus kanker di USA. Agen penyebab antara lain ad asbestos, radon, silika, kromium, kadmium, nikel, arsenik, berilium, bis (klorometil) eter dan klorometil etil eter. Risiko Ca paru akan meningkat bila terjadi pemaparan ganda (multiple) misalnya paparan asbestos dan asap rokok.

PENYAKIT PARU KERJA (OCCUPATIONAL LUNG DISEASE)

KODE-FACEBOOK
Disposisi Debu/Kabut dan Mekanisme Pembersihannya.
Debu atau kabut (mist) yg terhirup akan mengalami deposit pada sembarang tempat di mukosa saluran pernafasan.Tempat dimana debu akan terdeposisi debu dgn cara sedimentasi (krn pengaruh gaya gravitasi debu) atau dengan inertial impaction (perubahan aliran udara, krn struktur belokan) partikel yg berdiameter sangat kecil dapat terdifusi melalui alveolus.
Partikel dengan ukuran > 20 mikron, akan tersaring pd rambut hidung, 1-7 mikron paling potensial terdeposit pada alveolus (respirable partikel) terutama yg berukuran 2-4 mikron. Sedangkan yg < 1 mikron, hanya sekitar 10 % yang terdeposit di alveolus.
Paru memiliki mekanisme pembersihan (lung clearance) yaitu :
1) Mekanik : Batuk, bersin.
2) Mucocilliary escalator
3) Fagositosis : oleh makrofag alveolar.
Mekanisme ini menjadi kurang berfungsi akibat paparan asap rokok, alcohol atau penyakit imun.

TERAPI DAN PENCEGAHAN

KODE-FACEBOOK
TERAPI
1.Dipindahkan ke bagaian/pekerjaan lain yang berbeda dari sebelumnya.
2.Diberikan istirahat.
Hal ini diberikan pada keadaan yang akut, mis : keracunan gas.
3.Diberhentikan dari pekerjaan/rehabilitas, jika penyakitnya sampai menimbulkan cacat.


PENCEGAHAN
1.Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
2.Penyuluhan tentang K3.
3.Hygiene dan sanitasi lingkungan.
4.Pengendalian lingkungan keerja.
5.Penggunaan APD.

DIAGNOSA PAK

KODE-FACEBOOK
Dalam melakukan diagnosa PAK ini banyak dokter yang mengalami kesulitan, terutama yang belum pernah mendapatkan pelatihan K3, hal ini dikarenakan :
1.PAK mirip sekali dengan penyakit umum.
2.Pada PAK belumlah cukup bila hanya dengan pemeriksaan klinis saja, tetapi laboratories dan rontgentlogis.
3.Banyak dokter ataupun tenaga kesehatan yang bekerja di perusahaan kurang mendapat latihan untuk menentukan diagnosa PAK.

Banyak onset dari PAK yang timbul dalam waktu yang lama, sehingga mereka sudah melupakan kejadian waktu yang lampau.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1.Pemaparan yang adekwat.
Adekwat disini adalah meliputi lama waktu papar dan konsentrasi/intensity bahan yang cukup untuk menimbulkan penyakit. Hl ini bsa diketahui dari anamnesa dan pengukuran lingkungan kerja.
2.Adanya absorbsi material/bahan penyebab.
Perlupemeriksaan urine, darah, faeces, jaringan tubuh, rambut, dll. Terhadap adanya material/bahan yang sama dengan lingkungan kerja.
3.Adanya tanda-tanda dan gejala penyakit yang disebabkan material/bahan yang dicurigai. Bila tidak ada tanda/gejala mungkin hanya terdapat peningkatan absorbsi dan belum sampai pada tahap intoksikasi.

Beberapa karakteristik dari PAK adalah :
1. Merupakan hasil pemaparan yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
2. Onset penyakit biasanya insidious dengan tanda dan gejala yang non spesifik, missal malaise, lesu.
3. Penyakit timbul semasa penderita bekerja, untuk beberapa jenis penyakit, penyakit tsb hilang jika tidak bekerja.

Untuk memudahkan diagnosa perlu langkah-langkah :
1.Anamnesa riwayat penyakit dan pekerjaan.
2.Pemeriksaan klinis.
Misal : gejala anemia, garis hitam di gusi merupakan tanda keracunan Pb.
3.Pemeriksaan laboratories.
4.Pemeriksaan radiologis.
Sangat dibutuhkan untuk pekerja yang terpapar debu.
5.Pemeriksaan langsung ke tempat kerja.
Untuk melihat bahan yang dipakai, dan pengukuran lingkungan kerja secara kuantitatif.
6.Adakah hubungan antara bekerja/tidak bekerja dengan gejala ataupun keluhan penyakit.
Rizal Irfan Fuadi

Buat Lencana Anda