Senin, 22 Desember 2008

Hati - hati Penyakit Kulit Kerja

KODE-FACEBOOK
Lama sudah di seluruh dunia telah dikenal adanya reaksi tubuh terhadap bahan atau material yang ada di lingkungan kerja. Dalam Ilmu Kesehatan Kulit dikenal, pada individu/pekerja tertentu baik yang berada di negara berkembang maupun di negara maju, dapat mengalami kelainan kulit akibat pekerjaannya. Penyakit Kulit Akibat Kerja (PAK) dikenal secara populer karena berdampak langsung terhadap pekerja yang secara ekonomis masih produktif. Istilah PAK dapat diartikan sebagai kelainan kulit yang terbukti diperberat oleh jenis pekerjaannya, atau penyakit kulit yang lebih mudah terjadi karena pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan jenis organ tubuh yang dapat mengalami kelainan akibat pekerjaan seseorang, maka kulit merupakan organ tubuh yang paling sering terkena, yakni 50 % dari jumlah seluruh penderita Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Dari suatu penelitian epidemiologik di luar negeri mengemuka, PAK dapat berdampak pada hilangnya hari kerja sebesar 25 % dari jumlah hari kerja. Secara umum, tampaknya hingga kini kelengkapan data PAK masih menjadi salah satu tantangan, karena PAK acapkali tidak teramati/tidak teridentifikasi dengan baik akibat banyaknya faktor yang harus dikaji dalam memastikan jenis penyakit ini. Namun demikian, di beberapa negara maju telah berhasil mendata PAK, misalnya di Swedia prosentase PAK 50 % dari seluruh jenis PAK. Sedang di Singapura, angka ini berkisar 20 %. Ada dua kelompok besar dalam penggolongan PAK ini, yakni PAK eksematosa dan PAK non-eksematosa.
Di dalam Ilmu Kesehatan Kulit, istilah eksematosa sama dengan dermatitis. Pengertian dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal, dapat berupa penebalan/bintil kemerahan, multipel mengelompok atau tersebar, kadang bersisik, berair dan lainnya. Akibat permukaan kulit terkena bahan/unsur2 yang ada di lingkungannya (faktor eksogen). Namun demikian, untuk terjadinya suatu jenis dermatitis atau beratnya gejala dermatitis, kadang-kadang dipengaruhi pula oleh faktor kerentanan kulit seseorang (faktor endogen). Lebih dari 90 % PAK merupakan jenis PAK eksematosa, sedang sisanya kira-kira 10 % berupa PAK non-eksematosa. Termasuk di dalam PAK eksematosa adalah Dermatitis Kontak Iritan (DKI), Dermatitis Kontak Alergi, serta Urtikaria. Kontak di antara ketiga jenis ini, umumnya DKI lebih sering terjadi. Secara tidak disadari, sebenarnya di lingkungan kerja kita mungkin ada bahan/barang/unsur yang dapat bersifat melukai kulit, mengiritasi kulit, menyebabkan alergi kulit, menyebabkan infeksi kulit, maupun menyebabkan perubahan pigmen kulit jika menempel pada kulit. Bahkan, masih ada bahan/unsur yang bersifat memicu terjadinya keganasan pada kulit (kanker kulit). Terjadinya PAK dipengaruhi oleh jenis PAK dan faktor individual pekerja, seperti kulit terang, jenis kulit kering, kulit berminyak, mudah berkeringat, kebersihan diri yang kurang, penyakit kulit yang sudah ada, serta kemungkinan trauma kulit yang sudah ada sebelumnya. Sedang untuk kejadian luar biasa (KLB) PAK, jarang terjadi.

Tidak ada komentar:

Rizal Irfan Fuadi

Buat Lencana Anda